Senin, 10 Januari 2011

Menunggu adalah Pekerjaan yang Paling Menyenangkan

Ketika saya mengupdate status di Facebook "Menunggu adalah Pekerjaan yang Paling Menyenangkan". tak lama kemudian teman saya yang masih duduk di bangku SMP kelas VIII Erika Ayu Putri Karina berkomentar : "ga setuju! DX". Dalam hati saya berkata "yihaa... I got it". Saya telah memprovokasikan teman saya tersebut untuk mendengar beberapa pendapat saya tentang "menunggu adalah hal yang paling menyenangkan".

Lalu saya bertanya balik dan menjelaskan mengapa saya menulis status seperti itu

"Jelaskan mengapa anda tidak setuju?

Menurut saya menunggu itu hal yang paling menyenangkan..
karena, saat menunggu, saya bisa membaca buku atau novel. Saya bisa relaks, menenangkan pikiran dan bisa santai.


Misalnya dalam konteks yang berbeda...
pada hari sabtu pukul 10.00 - selesai ada rapat OSIS di sekolah.
Saya sebagai ketua OSIS yang mempersiapkan rapat tersebut.
Lalu paginya saya bersiap untuk rapat tersebut.
Sebagai ketua ingin memberi contoh kepada para anggotanya tersebut kan? lalu saya datang lebih awal.
Pukul 09.00 saya sudah berada disana.
otomatis saya menunggu selama 1 jam kan? meskipun ada yang ngaret.
Nah, disitu saya bisa mempersiapkan kembali materi yang akan dibahas nanti.
Saat mempersiapkan materi-materi rapat..
Eh, ternyata ada suatu kesalahan fatal, materi yang akan dibahas ketinggalan dirumah. Lalu tanpa panik (sedikit panik sih), saya berusaha untuk tenang dan memikirkan jalan keluarnya.
Oh, untungnya saya membawa Soft Data materi tersebut, lalu tanpa pikir panjang lagi, saya bergegas ke rental komputer atau warnet untuk mengeprint materi tersebut.Dan sialnya jarak dari sekolah ke warnet sangat jauh. Dan meteri tersebut sudah siap dan ketika saya tiba lagi di sekolah, waktu menunjukkan pukul 09.55 dan peserta rapat pun sudah hadir (walaupun msh ada yang blm dtg)

Apa yang terjadi jika saya datang terlambat (karena tidak suka menunggu) atau tepat waktu?
tentu rapat itu akan tertunda beberapa menit dan akan merugikan teman saya. Serta wibawa saya akan turun di mata mereka.
Jadi, Menunggu adalah hal yang menyenangkan. ^_^ "


Dan dia masih belum menjawab pertanyaan saya sampah sekarang. Mungkin karena dia masih kelas VIII dan sekarang sudah pukul 10.30 sedangkan besok adalah hari senin, jadi dia harus paginya. Berbeda dengan saya, yang seorang Mahasiswa yang tengah menghadapi UAS (Kok malah Online yah? yah, sekedar refreshing) dan hari senin itu tidak ada jadwal UAS, jadi libur deh. hehe..

lalu ada teman saya yang membantah pernyataan saya terhadap Putri (Erika Ayu Putri Karina, saya lebih suka memanggilnya dengan nama Putri, walaupun dia tidak suka.. xixixixi), teman saya ( teman seperjuangan saya dikampus UNINDRA PGRI - FTMIPA Pend MTK) berkomentar :

Aq g stju..

Ok lw mnunggu.a kya gthu..

Lw nunggu antrian tiket kpal,tket bus trasjkt..
Or tnggu krman tlat..
Tnggu dosen dtng..
Tnggu tmn yg dtng tlat..
Hmm
Hmm
it sngat2 mmbsankn.a n mlelahkn..
Pko.a mnunggu it identk dngn g enk n mmbosankan..
Lgian Allah jg g ska ko ma org yg ska.a nunggu/pasrah dgn ktntuan.a..
Tmpa ad usha..

Pko.a mnunggu..
G bngt dach..
Heee
 

dalam hati saya (i got two people. hehe). Dia membawa konteks lain dalam hal ini yaitu "menunggu/pasrah dengan ketentuannya". menurut saya yang dia maksud adalah "menunggu takdir". Dan saya tetap berpegang teguh kepada pendapat saya, dan saya berkata :

"hahaha..
menunggu itu identik dengan g enak dan membosankan..
itu sudah terdapat pada peta internal (paradigma) anda pada masa lalu..

toh, bisa saja kita membaca novel sambil antri?
......membaca tasbih saat antri tiket?
belajar saat dosen belum datang dan mempersiapkan pertanyaan untuk pelajaran dosen tersebut?

dan akhirnya menunggu itu menjadi sebuah jalan untuk dekat kepada Allah dan menjadi mahasiswa berprestasi?

kalau dalam konteks "menunggu takdir"
nah, disini dalam pengertian menunggu oleh kebanyakan orang adalah, hanya diam tidak melakukan apa-apa.

Padahal, takdir itu sudah ditentukan oleh Allah, dan apakah dalam menunggu takdir tersebut orang itu akan diam saja? jika peta internal (paradigma) orang tersebut bahwa menunggu itu adalah hal yang menyenangkan, karena dalam menunggu, dia dapat melakukan berbagai hal yang positif..
Maka orang itu akan berusaha semaksimal mungkin agar ketika takdir itu datang, ia telah siap untuk menerima apapun takdirnya karena telah berusaha maksimal..

pada dasarnya, Allah memberikan suatu kepada kita itu karena telah direncanakan olehnya, seperti menunggu sesuatu.
dan bagaimana kita anggap pekerjaan menunggu itu?
apakah sebuah hal yang menyebalkan?
atau sebuah hal yang menyenangkan (karena Allah sudah mengaturnya)?

dan bagaimana tanggapan kita ketika kita sedang menunggu..?
  "

Ya.. memang, intinya adalah bagaimana kita memandang pengertian "menunggu" itu dalam pengertian kita..
Dan, biasanya itu, menunggu itu diartikan (dalam peta internal) sebagai pekerjaan yang membosankan (karena tidak melakukan apa-apa). Padahal dalam menunggu itu banyak hal yang dapat kita lakukan pula. Ibaratnya, Menunggu adalah sebuah gelas kosong dan pekerjaan lain adalah air, kopi, susu, racun dll.. Lalu gelas itu mau kita isi dengan Air atau kopi atau susu atau racun (pekerjaan) itu terserah kita.

Saya harap, ketika kedua teman saya diatas membaca artikel ini, mereka tertawa.
hahahaha... 
^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk meningkatkan kualitas Entri Link ini

Mohon Komentarnya ya...

Yuhuuu...
\(^.^)/